06 May 2025 • News
Kisah Minangkabau dalam Canting: Shanumesty Bawa Detail Lokal ke Panggung Nasional
37 Views
PADANG, 5 Mei 2025 — Dari ruang tamu berukuran 3x4 meter di Jalan Batu Ampa, Kelurahan Pampangan, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, Sekar Hanum Pramesty merajut mimpi melalui Shanumesty Art and Craft. Lewat usaha batik yang dirintisnya sejak 2023, perempuan yang akrab disapa Hanum ini tak hanya berkarya, tetapi juga memberdayakan perempuan di sekitarnya.
Kecintaan Hanum terhadap batik tumbuh sejak bekerja di sebuah rumah batik di Kota Solok pada 2020. Pengalaman itu menginspirasinya untuk membagikan ilmu membatik kepada warga sekitar. Secara swadaya, ia mulai menggelar pelatihan membatik bagi ibu-ibu rumah tangga di lingkungannya, yang menjadi cikal bakal lahirnya Shanumesty Art and Craft.
“Saya ingin batik tidak hanya dikenal sebagai budaya Jawa, tetapi juga sebagai ekspresi budaya Minangkabau yang kaya akan filosofi dan sejarah,” ujar Hanum saat ditemui di ruang tamu yang juga berfungsi sebagai studio batiknya.
Kini, Shanumesty Art and Craft mempekerjakan 15 orang secara fleksibel, menyesuaikan dengan jumlah pesanan. Di luar jam produksi, ruangan yang sama disulap menjadi tempat belajar membatik bagi anak-anak, tanpa dipungut biaya. Mereka diajarkan teknik dasar seperti pemindahan motif, pewarnaan, hingga tahap akhir menghasilkan batik siap pakai.
Batik karya Hanum tak sekadar kain bermotif. Setiap guratan cantingnya memuat cerita dan makna. Ia mengembangkan motif-motif khas Minangkabau dengan sentuhan lokal yang tetap mempertahankan nilai filosofisnya.
Salah satu motif unggulan adalah “Kota Tua”, yang menggambarkan kawasan heritage Kota Padang seperti Pelabuhan di bawah Jembatan Siti Nurbaya dan bangunan lama Bank Indonesia. Motif ini pernah ia bawa dalam ajang Pemuda Pelopor 2024. “Saya ingin Padang dikenal bukan hanya dari ikon besarnya, tetapi dari detail-detail kecil yang menyimpan sejarah,” katanya.
Motif lain mengangkat kisah ibu tunggal yang membesarkan tiga anak. Diilustrasikan lewat satu bunga besar dan tiga bunga kecil, desain ini menjadi simbol kekuatan perempuan dalam mengasuh dan mengantarkan anak-anaknya meraih masa depan.
Hanum juga merancang motif “Kecamatan Lubuk Begalung” yang merepresentasikan kampung halamannya. Motif ini terdiri dari elemen air berputar dan setengah lingkaran sebanyak 15 buah, yang merefleksikan jumlah kelurahan di kecamatan tersebut. Simbol bambu memperkuat identitas lokal, sementara titik-titik berjumlah 20 melambangkan sebutan Lubuk Begalung sebagai Nagari Nan XX.
“Kami akan terus mengangkat motif dari destinasi lokal agar batik tidak hanya jadi warisan budaya, tetapi juga narasi visual daerah kita,” ucap Hanum.
Dukungan dari PT Semen Padang
Perjalanan Shanumesty Art and Craft mulai mendapat perhatian berbagai pihak. Salah satu dukungan penting datang dari PT Semen Padang, yang pada Desember 2024 menyalurkan bantuan berupa bahan, peralatan, dan fasilitas pelatihan.
“Bantuan dari PT Semen Padang sangat berarti. Dengan alat dan bahan yang lebih memadai, kapasitas produksi kami meningkat dan pelatihan bisa menjangkau lebih banyak orang,” ujar Hanum.
Meski pesanan saat ini masih didominasi dari Kota Padang, karya batik Shanumesty telah menjangkau Papua. Hanum optimistis, dengan inovasi dan konsistensi, batik Minangkabau bisa mendapat tempat di kancah nasional, bahkan internasional.
Apa yang dilakukan Hanum bukan semata usaha ekonomi. Ia sedang membangun gerakan sosial berbasis seni: membatik sebagai ruang ekspresi dan pemberdayaan. Dari ruang tamu sederhana, ia menyalakan harapan dan perubahan.
“Saya ingin anak-anak dan perempuan di lingkungan saya memiliki ruang untuk berkembang. Batik adalah ruangnya,” tutup Hanum.