PADANG- Usaha Rumah Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering, di Jalan Damar I, No 6, Kelurahan Olo, Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, semakin berkembang. Per bulan, pemilik usaha berbagai jenis dendeng bernama Ida Nurasanti itu, kini telah menjadi seorang milioner dengan pendapatan per bulan mencapai Rp250 juta.
Tentunya, angka sebesar itu sangat fantastis nilainya. Bahkan, bisa membeli satu unit mobil SUV keluaran terbaru. "Itu kan masih pendapatan kotor, belum keuntungan bersih. Kalau bersihnya, ya 20 persen lah dari total pendapatan saya per bulan," ungkap Ida Nursanti saat ditemui di Rumah Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering.
Meski usahanya kini berkembang bak "jamur tumbuh di cawan", namun bagi Ida itu tak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh waktu dan proses yang panjang. Bahkan, di awal ia merintis usaha dendeng tersebut, berbagai "gelombang" kegagalan pun kerap kali menerpa.
Bahkan, banyak dendeng yang siap untuk dijual, akhirnya tak layak untuk dikonsumsi karena sudah kedaluwarsa. Tapi, sejak bergabung menjadi Usaha Mikro Kecil Menegah ( UMKM ) dari Program Kemitraan (PK) Corporate Social Responsibility ( CSR ) Semen Padang , usaha
"Saya jadi bagian dari PK CSR Semen Padang itu pada 2011 lalu," ujarnya. Pertama menjadi bagian dari mitra CSR Semen Padang , wanita berusia 56 tahun itu mendapat pinjaman dana segar sebesar Rp30 juta. Dana tersebut kemudian dibelikannya berbagai perlengkapan usaha seperti freezer, alat pemotong dendeng dan bahan dasar dendeng yaitu daging.
Beberapa bulan kemudian, pihak CSR Semen Padang kemudian memfasilitasi dirinya untuk pelatihan dan workshop pembuatan kemasan agar produk tahan lama. Bagi Ida, tak butuh waktu lama untuk belajar membuat kemasan. Sepekan setelah pelatihan tersebut, ia pun kemudian mengimpliementasikan ilmu yang diserap melalui pelatihan dan workshop tersebut. "Hasilnya, sesuai dengan keinginan," ungkapnya.
Berawal dari pelatihan tersebut, usaha dendeng Ida perlahan-lahan berkembang, karena sejak mengikuti pelatihan dan workshop membuat kemasan tersebut, Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering pun semakin diminati banyak orang. Selain bisa tahan lama, sajian kemasan pun menjadi daya tarik bagi pembeli.
Istri dari Irwan Kemal itu megakui bahwa produksi dendengnya bisa tahan hingga enam bulan. Bahkan pihak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dari Jogjakarta, merekomendasikan produk Rumah Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering bisa tahan hingga 1 tahun.
Meski begitu, pihaknya memberikan rekomended kepada konsumen hingga 2 bulan lamanya. "Kalau dulu, dendeng saya paling lama tahannya 15 hari, karena kemasan produknya hanya kemasan biasa yang terbuat dari plastik. Kalau sekarang, bisa tahan 2 bulan, meskipun LIPI merekomendasikan tahan sampai 1 tahun," beber Ida.
Selain pelatihan dan workshop, CSR Semen Padang juga membekali wanita yang akrab disapa Ida Nawas itu dengan pelatihan manajemen. Melalui pelatihan tersebut, Ida pun semakin mudah mengatur manajemen keuangan usaha rumahan yang didirintisnya.
Bahkan saat ini, ia pun juga sudah mempunyai karyawan sebanyak 10 orang yang siap memenuhi permintaan kebutuhan pasar yang tak hanya berada di Sumbar, tapi juga beberapa daerah di luar Sumbar seperti Jakarta, Pekanbaru, Jambi dan Palembang, serta beberapa daerah lainnya di Sumatera.
"Permintaan dari berbagai daerah itu, juga tak lepas dari peran CSR Semen Padang dalam mempromosikan produk Rumah Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering dibeberapa kesempatan promosi, seperti pameran dan promosi lewat Radio Classy FM yang merupakan bagian dari lembaga penunjang Semen Padang ," ujarnya.
"Jadi, menjadi UMKM mitra binaan CSR Semen Padang banyak keuntungannya. Selain pinjaman modal usaha dengan bunga rendah jauh di bawah lembaga keuangan lainnya, CSR Semen Padang juga memberikan perhatian dan mengawal kesuksesan usaha kita. Seperi memberikan pelatihan dan mempromosikan produk usaha kita," imbuh kakak kandung dari Herman Nawas, yang merupakan Ketua Yayasan UPI Padang itu.
Meski perkembangan usaha Rumah Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering terus menanjak, namun Ketua Koperasi Wanita IKA Boga Padang itu tak langsung puas. Bahkan ia juga ekspansi ke usaha randang kemasan.
Bahkan untuk meyakini konsumen, Ida pun telah mengurus label Halal yang dikeluarkan oleh MUI, termasuk kualitas kesehatan dendeng maupun randang yang diproduksinya.
"Kalau randang kode lebelnya sudah MD (Makanan Dalam) dan itu di atas PRT (Produksi Rumah Tangga). Label MD itu dikeluarkan langsung oleh BBPOM Jakarta. Di Sumbar ini baru dua orang yang dapat label MD, tapi yang lebih dulu itu saya. Sedangkan dendeng labelnya masih PRT," ujarnya.
Ekspansi ke Luar Negeri
Usaha Rumah Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering kini sudah berusia delapan tahun. Selama hampir satu dekade tersebut, Ida pun berencana untuk membuka showroom supaya pengunjung yang datang bisa melihat bagaimana proses pembuatan dendeng dan randang di Rumah Dengdeng Siti Nurbaya Food Chatering ini.
Di samping itu, ekspasnsi pasar pun juga terus dikembangkan. Bahkan dalam waktu dekat ini, produksi Rumah Dendeng Siti Nurbaya Food Chatering akan ekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura dan Arab Saudi. yang bekerjasama dengan salah satu brand investor produk makanan.
"Kerjasama ekspor itu sudah dijajaki sebelumnya, tingal MoU. Kalau terwujud, maka kami akan berkerjasama dengan investor yang punya aplikasi penjualan dendeng dan randang. Namun, bentuk kerajamasanya belum jelas. Kemungkinan produk yang saya impor ini nantinya pakai brand dari investro tersebut," katanya.(*)