28 Mar 2018 • News
Peringati HUT ke-108 Pendirian Pabrik, Semen Padang Bersama Masyarakat Ikuti Senam Pagi
1509 Views
PADANG - Dalam rangka HUT ke-108 Pendirian Pabrik, karyawan/ti Semen Padang Group bersama masyarakat sekitar perusahaan, menggelar senam pagi bersama di Plaza Kantor Pusat PT Semen Padang di Indarung, Kota Padang, Rabu (21/3/2018) pagi.
Senam pagi yang dimulai pukul 07.00 WIB, dan dimeriahkan dengan pembagian doorprize berhadiah menarik seperti seterika, dispenser, dan hadiah lainnya itu, juga diikuti oleh Dewan Direksi dan Dewan Komisaris PT Semen Padang, beserta staf pimpinan.
Bahkan untuk memeriahklan senam pagi, panitia acara juga menyediakan beberapa stand untuk dikunjungi peserta senam. Salah satunya, stand Grapari Telkomsel. Di stand tersebut, peserta senam bisa melakukan resgistrasi kartu prabayar Telkomsel.
Selain stand, panitia juga menghadirkan pakar kesehatan, dr Wide Tri Wijayanto yang berasal dari tim medis Semen Padang Hospital. Pada kesempatan itu, dr Wide juga berbagai dengan peserta senam bagaimana tips menjaga agar tubuh sehat dan bugar.
Menurut dr Wide, senam pagi merupakan bagian dari kegiatan agar tubuh sehat dan bugar. Namun untuk menjaga kebugaran selama menjalankan rutinitas sehari-hari, maka di mulai dengan pukul berapa Anda bangun pagi.
"Di dalam Islam, ini dijelaskana bahwa waktu Subuh, adalah waktu pertama kali memulai aktifitas. Namun sebelum Salat Subuh, jangan lupa minun segelas air puih, karena waktu kita tidur semua cairan di dalam tubuh itu bermetabolisme dalam jumlah banyak," kata dr Wide.
Mandi pagi sekitar pukul 04.30 WIB, atau sebelum Salat Subuh, menurut Wide, sangat bagus untuk menjaga kebugaran tubuh. Kemudian sarapan pagi sebelum pukul 06.45 WIB, juga dapat mengantisipasi agar perut tidak kembung dan sakit, karena jika sarapan di atas pukul 07.00 WIB, maka asam lambung akan keluar.
"Jadi, kalau kita sarapan di atas pukul 07.00 WIB, maka lambung yang dicerna. Makanya, disarankan untuk sarapan pagi sebelum pukul 07.00 WIB, atau pukul 06.45 WIB. Sebelum memulai rutinitas di pagi hari, juga disarankan untuk kembalui meminum air putih," ujarnya.
Direktur Utama PT Semen Padang, Yosviandri, menyebut bahwa apa yang disampaikan Dokter Wide tersebut harus bisa dicerna oleh seluruh karyawan/ti Semen Padang Group. Oleh sebab itu, ia berharap beberapa indikator agar badan sehat dan bugar tersebut, harus diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
"Ini biar tubuh kita sehat dan bugar. Jadi, jangan lupa beberapa indikator tersebut dijadikan sebuah kebiasaan, agar segala rutinitas yang dimulai di pagi hari berjalan lancar tanpa hambatan," katanya.
Komisaris PT Semen Padang Khairul Jasmi menyebut bahwa Semen Padang sudah sejak dulu menjadi pioner untuk masyarakat hidup sehat. Kalau karyawan/ti Semen Padang Group tidak bisa menjaga kesehatannya, maka dia tidak bisa mementanence dirinya dengan baik.
"Namun kenyataannya pada saat ini, karayawan Semen Padang Group selalu hidup sehat, di samping gajinya juga sehat," katanya. Selain itu, Semen Padang selama ini juga dipandang sebagai inisator.
Untuk itu, Semen Padang diharapkan untuk tetap menjadi duta hal-hal baik bagi masyarakat, seperti duta untuk memelihara kesehatan yang baik, duta untuk produk berkualitas, dan duta bagi keluarga.
"Semen Padang ini bagian dari sejarah. Bahkan usia Semen Padang dua tahun lebih muda dari Penggerak Kebangkitan Nasional, Budi Utomo yang lahir tahun 1908. Jadi, Semen Padang harus mempertahankan untuk terus menjadi perusahaan yang sehat di samping karyawan/tinya juga sehat secara arafiah," tuturnya.
Seperti diketahui, 18 Maret 2018, PT Semen Padang genap berusia 108 tahun. Di usia lebih dari satu abad tersebut, tentu sudah banyak kontribusi PT Semen Padang kepada bangsa Indionesia.
Khairul Jasmi, mencatat, sejarah keberadaan Semen Padang selama satu abad lebih telah berjalin-berkelindan dengan sejarah masyarakat Minangkabau khususnya, bahkan dengan sejarah bangsa Indonesia umumnya.
Pabrik ini merupakan bagian penting dari sejarah modernisasi dan industrialisasi di Indonesia, karena inilah pabrik semen dan industri besar pertama yang dibangun di Indonesia dan masih tetap eksis bahkan terus berkembang hingga seratus tahun kemudian.
"Kalau saja tidak ada pabrik semen di Bukit Indarung ini, bangsa Indonesia mungkin belum akan melihat Monumen Nasional (Monas), Jembatan Semanggi, Gedung MPR/DPR di Senayan, dan Hotel Indonesia di jantung Jakarta pada awal tahun 1960-an," ujarnya. (*)